How's life?

 How's life?



Di bulan ini, saya belum menemukan pekerjaan lagi setelah kontrak terakhir di Rifas pada bulan April awal lalu, sebenarnya lamaran yang saya kirimkan di aplikasi job seeker masih terbilang sedikit. Cenderung bingung mau masuk dunia apa?, jujur masih merasa nyaman menjadi guru. Ingin rasanya bekerja di luar kota menjadi GIS officer atau dunia geografi murni tapi laptopnya untuk buka ArcGis saja butuh 1 tahun loading > < besyanda. juga mamah tidak ingin anak perempuanya beda pulau, padahal rezeki siapa yang tahu tapi ridho ibu tidak dapat diingkari.

Untuk jajan, uang di dompet ada pecahan 5 ribu 1 lembar, pecahan 2 ribu 2 lembar, miris bukan. Minta segan dikasih pun tak mau. Joki tugas menjadi kunci, padahal jiwa pendidik dalam diri serasa teriris, mati-matian belajar cara membentuk pribadi yang baik malah membantu hal yang tidak baik (Semoga Allah maafkan) karena jujur kadang saya tawari mereka cara mengerjakan tugasnya dan alhamdulillah mereka mau. tapi kekurangannya saya tidak tahu harga pasar terkadang mereka menwar dan saya hanya mengiyakan yang penting masih bisa beli pulsa dan jajan bakso. Parahnya job ini hanya ada seminggu sekali.

Teman, ya satu persatu mulai hilang, datang saat membutuhkan sesuatu, atau memang tidak ingin didekati, ada pula yang sering mengabari, juga ada yang hanya menjadi view story. Sedih? pasti tapi mau bagaimana lagi hidup terus berjalan mereka bakal mencari jalannya sendiri, menemukan teman baru dan ya siklus pun berulang. terima kasih kepada yang menemani hingga saat ini. Ingin rasanya menanyakan lowongan kerja kepada teman yang saat SMA bermain bersama tapi baru salam saja sudah tidak ada rasa. Qadarallahnya begitu. Untuk saat ini hanya 1 sampai 3 orang yang masih dikabari, dikirimi pesan, atau diberikan sticker kesukaan. Sukses terus untuk kalian yang pernah menggap ku teman.

Pengakuan, Saya kecanduan gadget menghabiskan waktu untuk membuka instagram, twitter, tiktok, youtube. tidak ingin bersosialisasi hanya going seventeen menjadi obat penenang, kamar adalah sarang yang nyaman untuk ditinggali. Social media menjadi hal yang paling sering dikunjungi tapi hati tidak bisa dibohongi, berkali-kali iri dengan prestasi orang lain, iri dengan pencapaiannya, iri dengan pekerjaan, status, bahkan materi. (Naudzubillahimindzalik). Seperti ada adrenalin tersendiri membuka dunia maya, melihat dunia orang lain berputar saat dunia sendiri sedang tidak berotasi. Hal yang sia-sia, dengan sadar menyadari tapi tetap saja dijalani. Sambat 24/7 di twitter menjadi tempat ternyaman padahal akunnya saja tidak dikunci, sudah tidak terbendung keasbunan ini.



Aktivitas lain hanya membaca fanfic, junk journalling, dan pergi ke pantai tiap weekend jika tidak hujan. Alhamdulillah punya adik kecil membuat saya ada kegiatan lain walaupun hanya mengajaknya menghafal nama-nama binatang, sesekali membuat artikel di lautsehat. 

Sehat? tubuh sih kayanya seperti dewasa pada umumnya sakit pingang sesekali pusing dan masuk angin. Psikisnya? Ga tau, Gelap. tiap liat adegan sedih, bahagia, haru, gembira di sosial media pasti air mata jatuh begitu saja. Aku gapapa masih setia menjadi jawaban tiap pertanyaan. Sebenarnya saya juga tidak tahu di lubuk hati saya inginnya seperti apa?. tidak bisa menangis disengaja padahal sesak sekali.

My kpop life sangat amat berantakan, ga sehat dong? iya udah salah jalur, i guess. Semakin suka dengan Choi Seungcheol because he more gorgeous in my eyes allahumma shalli ya allah mianhae, but real i falling in love to him (not here to explain this, maybe i would write in another section). Want to him in my life aaa. Ga asik. Pernah berpikiran istirahat tapi gabisa karena jika tidak bersama mereka, dunia saya saat ini sepi. Mereka sedang konser dan saya kepikrian jika mereka mendatangi Indonesia, saya tidak akan bisa melihat mereka. SAYA TIDAK BISA BERTEMU LAGI DENGAN MEREKA. I JOBLESS YEOROBUN MIANHAE.



Tetangga? oh tentu saja mereka bertanya-tanya, berspekulasi secara bebas, membuat dugaan-dugaan kenapa saya hany di rumah saja?. terserah saya cape mendengarnya. tapi saya kasihan dengan mamah, menjadi cibiran anak yang kuliah di Jakarta belum kerja tidak bisa membalas jasa. kemarin sempat salah paham di keluarga dan kambing hitamnya adalah saya. anak seoverthingkingan ini diberi tuduhan aneh seperti itu, sangat membuat rasa gaenakan dalam diri menjadi-jadi, mengira-ngira, mengingat-ingat pernah kah saya berbuat salah?, tidak salah, tidak juga benar itu hanya salah paham. Tapi tidak bisa ku selesaikan sang pemantik perkelahian adalah manusia egois lebih baik menghindar daripada menyulut api.

I love to hear Chasing fire from Lauv, ah forget, pasal Cinta? ga ada gelap. 24 tahun masih ada yang belum tertarik, tidak tahu dan tidak peduli, hanya butuh duit dan choi seungcheol. tapi ya bisa untu jadi konselor percintaan , jadi tempat curhat yng menyenangkan. mempelajari hidup, cinta, juga sesama. Kadang suka penasaran bagaimana rasanya disukai, bagaimana rasanya ingin selalu tampil cantik?, bagaimana rasanya jadi perempuan-perempuan yang ada di novel romantis?.




So, my life just goes on

i must learn how to be a good person 

and believe to god that my life is perfect too.

alhamdulillah, may Allah always loves us.



Komentar

Postingan Populer